Selasa, 15 Januari 2013

PEMBERIAN INSENTIF KEPADA GROUP KARYAWAN BERDASARKAN KOMPETENSI SPENCER

Oleh : YUSTINA NGATILAH
Publikasi pada : Jurnal Teknik Industri Vol. 10, No. 2 Agustus 2009: 159-165

ABSTRACT
PT. Biru Sakti, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa teknik. Jasa yang ditawarkan adalah general contractors, electrical & mechanical suppliers.
Agar dapat mengetahui keberhasilan dalam pelaksanaan strategi yang dilaksanakan oleh pihak manajemen untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu ukuran performansi yang tepat. Dengan menggunakan rancangan pengukuran kompetensi spencer dengan dua perspektifnya yang utuh dan terintegrasi yakni ditiap tolok ukurnya diharapkan dapat secara kongkrit menggambarkan kinerja perusahaan dan dapat digunakan sebagai ukuran penilaian dalam pemberian insentif. Penelitian ini bertujuan untuk mendukung keputusan pemberian insentif kepada group karyawan dengan berdasarkan kompetensi Spencer dan Analytic Hierarchy Process sebagai pembobotan dalam pengambilan keputusan yang menyusun strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.  Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi , data primer diperoleh dari kuisioner pembobotan dan wawancara secara langsung. 
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja perusahaan di PT.Biru Sakti dengan menggunakan metode Spencer dan Analityc Hierarchy Process dapat disimpulkan bahwa group karyawan A memiliki nilai prestasi kinerja 3,516. ,group karyawan B memiliki nilai prestasi kinerja 3,059, group karyawan C memiliki nilai prestasi kinerja 3,138, group karyawan D memiliki nilai prestasi kinerja 3,57 dan group karyawan E memiliki nilai prestasi kinerja 3,563.Hasil pengukuran kinerja tiao group karyawan dengan menggunakan metode Spencer dan AHP, dapat diketahui kinerja setiap group dan mempermudah pihak manajemen dalam memberikan insentif secara tepat,yaitu jumlah insentif yang seharusnya diberikan kepada setiap group kerja berdasarkan atas prestasi kinerjanya selama 3 bulan pertama pada tahun 2009, dimana group karyawan B memperoleh insentif tertinggi sebesar Rp 6.153.907,- , group karyawan D meperoleh insentif sebesar Rp6.113.469,-, group karyawan A meperoleh insentif sebesar Rp5.845.617,-, group karyawan C meperoleh insentif sebesar Rp3.669.158,- dan yang terendah group karyawan B meperoleh insentif sebesar Rp 3.217.850,-
Key words : Kompetensi spencer, Analytic Hierarchy Process, pengukuran kinerja

PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja di PT. Biru Sakti
masih bersifat konvensional, dikatakan bersifat
konvensional sebab dalam pengukuran kinerjanya
PT. Biru Sakti hanya menggunakan tolak
ukur dengan perspektif keuangan saja sebagai
pedoman untuk menilai keberhasilan suatu kinerja
perusahaan yang hanya menggambarkan kinerja
pada sisi dalam perusahaan (internal), padahal
dalam pengukuran kinerja ada beberapa faktor
yang mempengaruhi dan harus diperhatikan.
Sehingga pihak perusahaan dalam pemberian
insentif kepada group karyawan berdasarkan atas
bagi hasil hal ini kurang memuaskan oleh group
karyawan.
PT. Biru Sakti memerlukan sistem pendukung
keputusan dalam memberikan insentif secara
terintegrasi dan . . . . .. (baca_selengkapnya)


Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
HP. 08122353284
------------------------------- 
Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :
Kami memiliki beberapa Artikel/Jurnal tentang :

PEMBERIAN INSENTIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN BATAKO CV KACIMA PALANGKA RAYA)

Oleh : Margo Tando Binti
Publikasi pada : SOSIOSCIENTIA - Jurnal Ilmu Sosial, FEBRUARI 2011, Vol.3 No. 1

Abstract 
In order to motivate employees to improve productivity, provision of incentives is necessary.Observations on the provision of incentives was also influenced by the increasing number of damaged goods because employees raced to increase the quantity of production but sacrificing quality.
The results of a Batako company in Palangkaraya in which the provision of incentives in a particular level has a positive and meaningful to the increased production.But in the observation phase of the incentives that were raised have an impact on increasing the level of damage results in a positive way and means of production that result in loss of the company.
Kata Kunci: insentif, produktivitas, kerusakan produksi

PENDAHULUAN
Banyak manajer atau pimpinan perusahaan
tidak menyadari bahwa upaya meningkatkan
produktivitas melalui insentif sesungguhnya
mempunyai keburukan. Keburukan
tersebut salah satu indikatornya adalah kerusakan
hasil produksi, hal ini yang sering
tidak disadari bagi pengambil keputusan dalam
memberikan insentif guna meningkatkan
produktivitas tenaga.
Mengapa hal ini terjadi? Karena jika
insentif diberikan secara berlebihan justru
akan mendorong (memotivasi) tenaga kerja
untuk melakukan kegiatan produksi sepenuh
kemampuannya (memotivasi berlebihan), akibatnya
mereka tidak memperdulikan kualitas
produk tetapi lebih mementingkan kuantitas
(jumlah), adanya rasa kelelahan merupakan
batas kemampuan fisik tenaga kerja, dan ........... (baca_selengkapnya)


Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
HP. 08122353284
------------------------------- 
Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :
Kami memiliki beberapa Artikel/Jurnal tentang :

KAJIAN TEORITIS ANALISA HUBUNGAN PEMBERIAN INSENTIF DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

oleh : Tiolina Evi
Publikasi pada : Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009) UPN ”Veteran” Yogyakarta, 23 Mei 2009. ISSN: 1979-2328

 Abstract
The research methodology includes field research and library research. The primary data were  obtained from the field by collected from library research. In addition qualitative and quantitative analyses techniques are used to analyze the data. The objective is to analyze how far the relationship of. incentive giving with employees work enthusiasm at the production department
The result from this research reveals that incentive giving has been done correctly according to the guidance. It is related to the employees work enthusiasm level. Based on the entire analysis result incentive giving related with the increasing of work enthusiasm on the employees at the production department.
Key words : Incentive, The Company, Employees, The Spirit of work, Financial

1. PENDAHULUAN
Pada saat seperti sekarang ini, dimana negara Indonesia sedang giat melakukan pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan sumber daya manusia. Hal ini disebabkan oleh salah satu sumber modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah penduduk yang sangat besar, yang bila dibina dengan baik dapat menjadi tenaga kerja yang baik serta akan menjadi modal pembangunan yang menguntungkan.
Sejalan dengan pembangunan ini pengembangan mutu sumber daya manusia merupakan salah satu masalah besar yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan. Karena didalam suatu perusahaan sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam usaha dan kegiatannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Tanpa adanya sumber daya manusia , maka faktor-faktor produksi lainnya tidak akan berarti banyak walaupun perusahaan telah memiliki  rencana-rencana serta pengawasan yang baik dan sempuma.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pada perusahaan, unsur manusia (dalam hal ini karyawan) perlu senantiasa dimotivasi dan diarahkan, sehingga mereka dapat . . . . . . .. (baca_selengkapnya)


Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management).
e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id
HP. 08122353284
------------------------------- 
Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :
Kami memiliki beberapa Artikel/Jurnal tentang :